Tahapan Apresiasi Seni Budaya
Menurut Edmund Feldman, Kegiatan apresiasi seni rupa dapat dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni deskrips analisis, interpretasi, dan penilaian
1. Deskripsi
Tahap pertama dalam mengapresiasi seni budaya adalah tahap deskripsi Tahap deskripsi dilakukan dengan mengidentifikasi suatu bentuk karya seni atau budaya melalu hasil cerapan atau tangkapan panca indra. identifikasi suatu karya meliputi identifikasi jenis karya apakah termasuk je seni rupa, seni musik, seni tart, atau seni pertunjukan fisik dan karya, judul karya, nama seniman, waktu pencipta serta keterangan tentang alat, bahan, ataupun teknik pence yang digunakan. Tahapan deskripsi bersifat obyekt dalam artian hanya melaporkan hal-hal yang ditangkap pancainda, tanpa dianalisis dan ditafsirkan secara lebih jauh informasi yang diperoleh dalam tahapan deskripsi akan digunakan sebaga petunjuk awal dalam melakukan penilaian
Tari Ramayana
Contoh dan tahapan deskripsi adalah deskripsi yang dilakukan pada pagelaran sendra tari Ramayana yang dilangsungkan di pelataran Candi Prambanan Ketika menonton pagelaran tersebut seseorang dapat membuat deskripsi pagelaran seperti lokasi dan waktu berlangsungnya pagelaran, jumlah pemeranan yang terlibat dalam pagelaran tersebut, bentuk kostum dan tata rias yang digunakan para penari, alur cerita dan dialog yang dibawakan hingga tata panggung tata cahaya dan tata musik pengiring digunakan dalam pertunjukan tersebut
2. Analisis
Tahapan analisis dilakukan dengan mengaitkan unsur unsur pembentuk yang terlihat dalam suatu karya. Unsur-unsur tersebut dapat berupa bentuk objek, ukuran objek, wama objek, hingga tekstur objek, Dapat dikatakan bahwa tahapan in berfokus pada hubungan antar unsur
Pada tahap analisis, seseorang akan melihat lebih jauh mengenal bentuk fisk suatu karya, seperti komposisi dan keseimbangan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya.
Lukisan Potret Ratu Sirikit, Karya Basoeki Abdullah
Contohnya, dalam lukisan potret Ratu Sirikit karya Basoeki Abdullah, objek lukisan, yakni potret Ratu Sirikit, diletakkan tepat di tengah kanvas. Objek dilukis dengan komposisi yang pas, dalam artian tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Pada lukisan tersebut, nuansa warna biru dan putih sangat dominan, dengan tambahan warna hitam, merah, krem, dan cokelat muda untuk memperjelas detail warna rambut, bibir, kulit wajah, leher, dan telinga, serta warna dalam topi. Peletakan objek tepat di tengah kanvas umumnya digunakan untuk menarik perhatian orang yang melihatnya agar langsung fokus pada objek tersebut. Sementara itu, penggunaan warna-warna yang dominan berpadu dengan warna-warna pendukungnya dalam menciptakan bentuk visual yang indah.
3. Interpretasi
Tahap interpretasi atau tahap penafsiran merupakan tahap penangkapan makna yang terkandung dalam suatu karya seni. Tahap interpretasi merupakan tahap lanjutan yang menggabungkan semua informasi yang diperoleh melalui tahap deskripsi dan analisis untuk menghasilkan suatu simpulan makna. Menurut Feldman, tahapan ini merupakan tahapan paling sulit, sekaligus paling kreatif dan bermanfaat dalam tahapan apresiasi. Melalui tahapan ini, seorang penikmat seni dapat menebak makna berupa pesan yang hendak disampaikan oleh seniman dalam karyanya. Apabila penikmat seni tersebut berhasil memahami makna yang terkandung dalam suatu karya, tanpa disadari terjalin komunikasi antara seniman dan penikmat seni tersebut.
4. Penilaian
Tahap penilaian merupakan tahap akhir dalam tahapan apresiasi. Tahap ini terdiri atas dua hal, yakni evaluasi dan kesimpulan. Melalui tahap ini, seseorang akan memberikan penilaian terhadap suatu karya seni setelah memahami aspek aspek pembangun karya seni tersebut. Namun, hasil penilaian. sering kali terpengaruh oleh hal-hal subjektif, misalnya harga untuk menikmati karya seni tersebut ataupun pendapat pribadi. Contohnya, meskipun suatu karya seni memiliki nilai yang bagus secara bentuk dan makna, penilaian tersebut dapat berkurang apabila karya seni tersebut memiliki harga yang teramat mahal atau jika orang yang menilainya memiliki masalah pribadi
No comments:
Post a Comment