TANGGA NADA DIATONIS DAN PENTATONIS
Penulis : Ucke Rakhmat Gadzali, S.Pd.
Tangga nada bisa diartikan sebagai susunan nada yang berurutan.
Selain itu, tangga nada juga bisa diartikan sebagai susunan nada yang berjenjang dari sebuah sistem nada.
Tangga nada dibedakan menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.
Penjelasan tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis beserta contoh lagunya, pada saat saya contohkan pada lagu daerah/
Mulai dari tangga nada diatonis mayor, tangga nada diatonis minor, tangga nada pentatonis pelog, hingga tangga nada pentatonis slendro.
Tangga Nada Diatonis
Tangga nada diatonis adalah tangga nada dengan jarak dua tangga nada. Jarak tangga nada diatonis adalah satu dan setengah, memiliki 7 nada pokok.
Pada sistem tangga nada diatonis, satu rangkaian nada memiliki tujuh nada pokok, dengan nada kedelapan adalah pengulangan nada pertama.
Urutan nada do, re, mi, fa, sol, la, si, do, adalah contoh tangga nada diatonis.
Diatonis Minor dan Diatonis Mayor
Tangga nada diatonis dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.
Interval atau jarak dari tangga nada minor berbeda dengan tangga nada mayor dengan ciri-ciri musik yang juga berbeda.
Pada tangga nada mayor, intervalnya adalah 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2.
Sedangkan pada tangga nada minor, memiliki tangga nada interval 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
Ciri tangga nada mayor adalah musiknya yang bersifat gembira, bersemangat, dan biasanya diawali dengan nada do.
Berbeda dengan tangga nada mayor, tangga nada minor memiliki ciri bersifat sedih, kurang bersemangat, dan tangga nada biasanya diawali dan diakhiri dengan nada la.
Alat musik yang menggunakan tangga nada diatonis adalah piano.
Contoh Lagu Daerah dengan Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada diatonis mayor banyak ditemukan di lagu anak-anak. Namun, ada juga lagu daerah yang menggunakan tangga nada diatonis mayor, yaitu:
1. Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur)
2. Yamko Rambe Yamko (Papua)
3. Kampuang Nan Jaoh di Mato (Sumatera Barat)
4. Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
5. Burung Kakak Tua (Maluku)
Contoh Lagu Daerah dengan Tangga Nada Diatonis Minor
Contoh lagu daerah dengan tangga nada diatonis minor, yaitu:
1. Es Lilin (Sunda)
2. Piso Surit (Sumatera Utara)
3. Cikat Cikat Tiga Lingga (Sumatera Utara)
4. Kole-Kole (Maluku)
5. Ole Sioh (Maluku)
Tangga Nada Pentatonis
Pada tangga nada pentatonis, hanya menggunakan lima nada pokok.
Tangga nada yang ada pada tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada, juga pilihan nada yang didengar.
Nah, tangga nada pentatonis dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan nadanya, yaitu tangga nada pelog dan tangga nada slendro.
Dua jenis tangga nada pentatonis ini memiliki masing-masing lima tangga nada yang berbeda.
Tangga nada pentatonis pelog memakai nada do, mi, fa, sol, si.
Sedangkan tangga nada pentatonis slendro menggunakan tangga nada do, re, mi, so, la.
Keduanya biasa digunakan dalam alat musik tradisional, seperti gamelan jawa.
Musik atau lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis bisa kita temukan dalam lagu-lagu tradisional.
Mari kita lihat contoh lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis pelog dan pentatonis slendro!
Contoh Lagu Daerah dengan Tangga Nada Pentatonis Pelog
Karakteristik tangga nada ini adalah tenang dan bersifat hormat. Contoh lagu daerah dengan tangga nada pentatonis pelog, yaitu:
1. Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah)
2. Pitik Tukung (Jawa Tengah)
3. Ngusak Asing (Bali)
4. Macepet Cepetan (Bali)
5. Karatangan Pahlawan (Jawa Barat)
Contoh Lagu Daerah dengan Tangga Nada Pentatonis Slendro
Karakteristik tangga nada ini adalah gembira, lincah, dan menyenangkan. Contoh lagu daerah dengan tangga nada pentatonis slendro, yaitu:
1. Lir Ilir (Jawa Tengah)
2. Cublak-Cublak Suweng (Jawa Tengah)
3. Te Kate Dipanah (Jawa Tengah)
4. Kerraban Sape (Jawa Tengah)
5. Cing Cangkeling (Jawa Barat)
No comments:
Post a Comment