Materi seni budaya kelas X akan diberitahukan pada artikel ini.
Dimana pada dasarnya seni adalah keindahan. Setiap manusia akan bergantung pada keindahan. Karena setiap manusia menyukai hal-hal yang indah. Dari kesukaan dengan seni, maka manusia menciptakan sebuah karya seni.
Seni adalah bagian dari budaya. Seni dan budaya menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya saling berkaitan. Pada setiap karya pasti memiliki ciri khas budaya. Di setiap budaya yang disajikan mengandung nilai seni yang indah.
1. Pengertian Seni
Kata seni berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “sani” yang artinya persembahan, pemujaan, dan pelayanan yang berhubungan dengan upacara keagamaan. Selain itu, seni dalam bahasa Belanda yaitu genie dan genius. Kedua kata tersebut memiliki arti kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir. Di lingkungan masyarakat, seni diartikan sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan memiliki unsur keindahan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seni memiliki arti keahlian pembuatan karya yang bermutu, karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa seperti tari, lukisan, ukiran, dan sebagainya. Selain dari KBBI, seni dalam buku Ensiklopedia Nasional Indonesia berasal dari kata Latin ars, yaitu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika. Seni dapat mewujudkan kemampuan serta imajinasi penciptaanbenda, suasana atau karsa.
2. Teori-teori Seni
Di dalam konsep seni memiliki teori-teori yang dapat digunakan seniman dalam membuat karya seni. Ada 2 teori yang bisa kita ketahui yaitu teori objektif dan subjektif. Teori subjektif adalah pernyataan keindahan dari suatu kualitas benda. Sedangkan teori subjektif adalah pernyataan keindahan dari terciptanya nilai estetis yang melekat pada benda tersebut. Dari kedua teori di atas, maka dapat digolongkan menjadi kelompok pemikiran, sebagai berikut:
Teori Mimesis
Teori mimesis merupakan teori yang berpijak pada pemikiran bahwa seni adalah suatu usaha untuk mendapatkan tiruan dari alam. Teori memesis sangat penting dalam peninjauan seni dikarenakan pada saat itu setelah zaman Yunani, konsep teori mimesis dihidupkan kembali dalam seni Renaissarice dan sampai saat ini masih berpengaruh. Ini dari teori ini adalah perkembangan seni naturalis, baik formal maupun sebagai pengenalan pengalaman.
Teori Instrumental
Teori mimesis merupakan teori yang berpijak pada pemikiran bahwa seni adalah suatu usaha untuk mendapatkan tiruan dari alam. Teori memesis sangat penting dalam peninjauan seni dikarenakan pada saat itu setelah zaman Yunani, konsep teori mimesis dihidupkan kembali dalam seni Renaissarice dan sampai saat ini masih berpengaruh. Ini dari teori ini adalah perkembangan seni naturalis, baik formal maupun sebagai pengenalan pengalaman.
Teori Formalistis
Teori formalistis merupakan teori reaksi terhadap teori mimesis dan instrumental. Dikarenakan menganggap kedua teori tersebut tidak memberikan standar penilaian estetis
3. Konsep Seni dari Aspek Fisik, Isi, Estetika, dan Nilai
Selain konsep seni memiliki teori-teori, konsep seni juga dapat dilihat dari berbagai aspek. Antara lain aspek fisik, isi, estetika, dan nilai. Adapun penjelasannya di bawah ini:
Aspek Fisik
Aspek fisik merupakan aspek yang dipandang dari segi bentuk dan dimensi pada karya seni dua dimensi dan tiga dimensi. Pada karya dua dimensi, seni Nampak datar dan mempunyai kesan volume, kedalaman, dan ruang. Akan tetapi, semua itu hanyalah tipuan pandangan mata saja. Karya dua dimensi hanya memiliki dimensi panjang dan lebar sehingga dapat dilihat dari satu arah. Sedangkan karya seni tiga dimensi adalah karya seni yang spasial karena terdapat tiga dimenasi yang harus diperhatikan. Di dalam seni tiga dimensi, seniman melibatkan gerak dan raba.
Aspek Isi
Aspek isi dalam suatu karya seni merupakan ide atau gagasan dan tema dari senimana kemudian dituangkan ke dalam karya seni. Aspek isi dalam karya seni sangat bergantung pada persepsi penikmat seni.
Aspek Estetika
Aspek estetika merupakan keindahan yang berasal dari objek itu sendiri. Estetika dipandang sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi dan objek. Dalam hubungannya dengan konsep seni makan pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa dapat didekati melalui:
Pemahaman karya sebagai objek keindahan.
Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati karya yang mempunyai keindahan.
Aspek Nilai
Aspek nilai merupakan aspek yang berasal dari tema yang dihadirkan oleh seniman atau penciptanya. Tema menkonotasikan ke dalam sumber nilai. Nilai-nilai tersebut bisa berupa nilai ekonomi, nilai religious, nilai moral, nilai historis, dan sebagainya.
4. Sifat Dasar Seni
Konsep seni tidak hanya berkaca pada hal-hal yang berkaitan dengan keindahan saja, melainkan sifat dasar yang bisa kita temukan pada suatu karya seni. Sifat dasar seni meliputi dari kreatifitas, individual, ekspresi, keabadian, dan universal.
5. Jenis-jenis Seni
Koentjaraningrat mengatakan, berdasarkan indra penglihatan manusia, karya seni dapat dibagi menjadi beberapa jenis karya seni, antara lain:
Seni Rupa
Seni rupa terdiri dari seni patung dengan bahan batu dan kayu, seni menggambar dengan media pensil dan krayon, serta seni menggambar dengan media cat minyak dan cat cair.
Seni Pertunjukkan
Seni pertunjukkan dapat berupa dari seni tarim seni drama, dan seni sandiwara. Di dalam seni pertunjukkan, indra pendengaran juga turut berperan. Hal tersebut adanya olah suara yang dihasilkan dari efek suara dan musik.
6. Fungsi Seni
Secara umun, konsep seni memiliki fungsi seni sebagai bentuk atau cara penyampaian ekspresi seseorang kepada orang lain dan lingkungannya. Fungsi seni dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu fungsi seni sebagai individu dan fungsi seni bagi sosial. Fungsi seni sebagai individu dapat dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan fisik dan alat pemenuhan kebutuhan emosional. Sedangkan fungsi seni bagi sosial antara lain sebagai media agama atau kepercayaan, media pendidikan, media informasi, dan media hiburan.