Sunday, April 28, 2024
Penyelesaian Sengketa Ambalat Harus dengan Diplomasi
Tuesday, April 23, 2024
Komposisi Musik dan Progresi Akor
Contoh Siswa Menciptakan Lagu
Menurut Kusumawati (2004: ii), komposisi merupakan proses kreatif musikal yang melibatkan beberapa persyaratan, yaitu bakat, pengalaman, dan nilai rasa.(sumber: repository.unpas.ac.id)
Komposisi adalah gubahan musik instrumental maupun vokal (Syafiq, 2003: 165).(sumber: repository.unpas.ac.id)
Komposisi musik adalah karya orisinil atau karya musik baru dalam bentuk instrumen atau vokal. Atau sebuah proses dalam menciptakan atau menulis karya musik baru (sumber: tambahpinter.com) komponen komposisi musik terdiri dari:
Intro - Verse 1 - Chorus - Verse 2 - Chorus - Bridge - Final Chorus Repeat - Ending
Intro adalah bagian awal dari sebuah lagu, bisa juga dikatakan sebagai pengantar. Intro juga berfungsi untuk memberikan waktu bagi penyanyi dan pendengar untuk mempersiapkan diri sebelum lagu benarbenar dimainkan. Biasanya intro berupa musik instrumental yang nadanya diambil dari verse atau reff lagu. Namun ada juga bentuk intro yang nadanya berbeda dari nada lagu secara keseluruhan.
Intro terbagi menjadi tiga; intro awal, intro tengah, dan Intro akhir. Intro awal terletak di awal lagu, intro tengah biasanya letaknya setelah reff atau chorus, dan intro akhir yang terletak pada bagian ending lagu.
2. Verse
Verse adalah sebuah bagian dalam lagu, sebagai nyanyian di bagian awal sebelum masuk ke bagian bridge atau chorus. Pada umumnya terletak setelah intro. Sebuah lagu yang baik memiliki verse yang harmonik dan melodik. Tidak 'kalah' bagus dengan melodi yang ada di bagian reff atau chorus.
3.Bridge
Bridge merupakan bagian yang terdapat dalam sebuah lagu yang berfungsi 'jembatan' untuk menghubungkan bagian-bagian lainnya. Seperti menjembatani bagian verse dengan chorus, maupun sebaliknya. Selain itu, bridge juga digunakan untuk menjembatani chorus dengan chorus lainnya yang Nada bridge biasanya dibuat sangat berbeda dengan nada verse, chorus atau reff, namun tetap selaras.
Ada juga sebagian lagu yang tidak menggunakan bridge, biasanya lagu-lagu yang yang hanya menggunakan bagian reff saja sebagai 'puncak'.
4.Chorus dan Reffrain (Reff)
Pada dasarnya chorus dan reff itu berbeda, kesamaan antara keduanya hanyalah sebagai bagian yang berisi pesan utama/inti dari cerita yang disajikan melalui lirik lagu. Berikut penjelasan lebih detail tentang perbedaan antara keduanya.
Chorus adalah bagian interval dalam sebuah lagu, biasanya pada bagian ini mengandung isi utama dalam sebuah lagu. Chorus memiliki nilai excitement yang lebih tinggi daripada verse. Nada yang terdapat pada chorus biasanya juga lebih meningkat daripada nada di bagian verse, bisa dikatakan di situlah nada klimaks dari keseluruhan nada lagu.
Reff adalah bagian yang setingkat lebih sederhana daripada chorus. Reffrain/reff yang bermakna "pengulangan", jadi bagian ini dinyanyikan secara berulang-ulang.
5. Interlude
Merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya intro, namun posisinya berada di tengah-tengah lagu. Interlude ini berfungsi sebagai bagian yang menyambungkan verse dengan verse selanjutnya atau menyambungkan bagian bridge dengan bagian chorus.
6.Modulasi
Beberapa sumber ada yang menyebutkan bahwa modulasi adalah "overtone" (peralihan nada yang lebih tinggi dari nada sebelumnya dalam sebuah lagu). Biasanya modulasi terjadi setelah chorus, diiringi dengan bridge agar tidak terdengar janggal. Modulasi juga dianggap bisa menciptakan klimaks yang lebih tinggi dalam sebuah lagu.
Contoh lagu yang mengalami modulasi di bagian chorus/reff adalah; "When I See You Smile" (Bad English), "Sing For Absolution" (Muse), "Tak Bisakah" (Peterpan/NOAH),"You Rise Me Up" (Josh Gobren), "Surat Cinta untuk Starla" (Virgoun)
7.Ending, Coda dan Outro
Ending, coda dan outro, ketiga elemen ini terdapat di akhir lagu. Namun setiap elemen tersebut mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda. Berikut penjelasan yang lebih detail tentang ketiga elemen tersebut.
Ending adalah bagian penutup dalam sebuah lagu. Ending berfungsi mengakhiri sebuah lagu secara perlahan, mulus dan lancar, sehingga tidak terkesan 'putus' secara tiba-tiba. Ending juga bisa berupa bagian intro yang diulang kembali, bisa juga berupa bagian akhir chorus atau reff yang diulang-ulang, kemudian berakhir fade-out (audio-nya mengecil dengan perlahan dan menghilang). Hal ini sering kita temui di lagu-lagu lawas. Contohnya lagu "Kupu-Kupu Kertas" (Ebiet G. Ade), "Shine" (Mr. Big), "Bintang Kehidupan" (Nike Ardilla).
Coda merupakan bagian akhir dari sebuah lagu yang biasanya berisi nada dan lirik sebagai penutup lagu. Umumnya coda menggunakan beberapa lirik atau nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu, dan ending-nya tidak berakhir fade-out. Coda bisa dikatakan juga sebagai "ekor lagu". Contoh lagu yang menggunakan coda adalah; "Yellow" (Coldplay), Rapuh (Opick), "Akhirnya Ku Menemukanmu" (NAFF), "Tunggu Aku" (Andra and The Backbone), "Where Ever You Will Go" (The Calling), "Photograph" (Ed Sheeran).
Sumber (https://steemit.com/indonesia/@rial17
Progresi Chord/ Akor
Progresi akor atau Chord Progression adalah proses perubahan nada secara horizontal dan vertikal. Yang dimaksud dengan horizontal adalah hubungan antar nada yang terjadi ketika perubahan itu berlangsung. Misalnya dari not C ke not D (hubungan horizontal yaitu not C dan D yang dibunyikan secara bergantian). Yang dimaksud dengan perubahan nada secara vertikal adalah hubungan antar nada secara mendatar. Misalnya dalam akor C Mayor terdapat not C-E-G (hubungan vertikal yaitu ketika not C, E dan G dibunyikan secara bersamaan).
Untuk mengetahui bagaimana progresi akor, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana pembentukkannya.
Pembentukkan akor yang paling lazim adalah bentuk tertian (tertian order). Misalnya dari tangga nada mayor 1-2-3-4-5-6-7, maka yang dimaksud dengan bentuk tertian adalah 1-3-5 atau 2-4-6.
Dalam akor-akor yang terbentuk dari tangga nada mayor tadi terdapat AKOR TINGKAT. Akor tingkat merupakan akor bentuk tertian yang terbentuk berdasarkan tingkatannya.
Berarti jika tangga nada mayor : 1-2-3-4-5-6-7,
Akor tingkat I adalah 1-3-5
Akor tingkat II adalah 2-4-6
Akor tingkat III adalah 3-5-7
Akor tingkat IV adalah 4-6-1
Akor tingkat V adalah 5-7-2
Akor tingkat VI adalah 6-1-3
Akor tingkat VII adalah 7-2-4
Keterangan : Perhatikan angka yang di-bold. Hal ini menunjukkan bahwa akor tingkat tersebut dibentuk sesuai dengan tingkatannya.
Setelah mengetahui akor tingkat tersebut, barulah kita dapat mengetahui progresi akor atau chord progression.
Berbagai progresi akor yang lazim adalah sebagai berikut :
I – IV
V – I
II – V – I
I –VI –II – V
I – III – IV – V
dll
Sunday, April 21, 2024
Cara-Cara Penyelesaian Sengketa Internasional secara Damai
Cara-Cara Penyelesaian Sengketa Internasional secara Damai
Kini kita akan membahas tentang cara-cara penyelesaian sengketa internasional secara damai. Pembahasan tema ini akan mengantarkan kita mengetahui secara utuh terhadap sengketa batas wilayah, termasuk kasus Blok Ambalat, yang cara penyelesaiannya menggunaka cara-cara damai, sebagaimana menjadi aturan internasional.
Proses penyelesaian sengketa batas wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia adalah sebagai berikut:
- Negosiasi bilateral. Ini adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh kedua negara untuk mencari solusi damai atas sengketa tersebut. Negosiasi bilateral dilakukan dengan mengacu pada perjanjian tapal batas landas kontinen yang telah ditandatangani pada tahun 1969 dan diratifikasi oleh kedua negara1. Negosiasi bilateral juga melibatkan pertukaran data dan informasi mengenai landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) di wilayah sengketa.
- Mediasi atau konsiliasi. Jika negosiasi bilateral tidak berhasil, maka kedua negara dapat meminta bantuan pihak ketiga yang netral untuk membantu menyelesaikan sengketa tersebut.Pihak ketiga tersebut dapat berupa negara lain, organisasi internasional, atau tokoh-tokoh yang dihormati oleh kedua belah pihak.Mediasi atau konsiliasi bertujuan untuk mencari titik temu dan kompromi antara klaim-klaim yang saling bertentangan.
- Arbitrase atau pengadilan internasional. Jika mediasi atau konsiliasi juga tidak berhasil, maka kedua negara dapat menyerahkan sengketa tersebut ke lembaga arbitrase atau pengadilan internasional yang berwenang menangani masalah perbatasan laut, seperti Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) atau Tribunal Hukum Laut (International Tribunal for the Law of the Sea/ITLOS).Arbitrase atau pengadilan internasional akan memberikan putusan yang mengikat bagi kedua belah pihak berdasarkan hukum internasional.
- Kerjasama bersama. Jika putusan arbitrase atau pengadilan internasional tidak dapat diterima oleh salah satu pihak atau keduanya, maka kedua negara dapat mencari jalan keluar dengan melakukan kerjasama bersama di wilayah sengketa tersebut. Kerjasama bersama dapat berupa pembagian hasil sumber daya alam, pengelolaan lingkungan, penjagaan keamanan, atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi kedua negara.
Penyelesaian secara damai dalam sengketa antarnegara merupakan langkah ideal daripada menempuh cara-cara kekerasan atau gencatan senjata. Upaya damai ini mutlak dilakukan sebelum mengarah pada konflik yang lebih besar berupa kontak senjata.
Dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mewajibkan kepada setiap anggota negara yang tergabung di dalamnya maupun kepada negara-negara yang me- mang memilih tidak bergabung ke dalam PBB, agar dalam penyelesaian sengketa internasional dilakukan secara damai, sehingga tidak mengganggu keamanan dan ke- harmonisan.
Adapun langkah-langkah penyelesaian damai itu dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:
a. Negosiasi
Cara ini merupakan penyelesaian sengketa paling sederhanan dan dianggap tradisional tetapi cukup efektif untuk mencegah konflik. Model penyelesaian negosiasi tidak perlu melibatkan pihak ketiga, melainkan fokus pada diskusi tentang hal-hal yang menjadi persoalan oleh pihak terkait. Perbedaan persepsi yang terjadi antar-kedua belah pihak akan memperoleh jalan keluar dan memungkinkan mudah untuk dipecahkan. Namun demikian, jika salah satu pihak menolak cara negosiasi ini, akan mengalami jalan buntu.
b. Mediasi dan jasa-jasa baik (mediation and good offices)
Mediasi tidak jauh beda dengan negosiasi, hanya saja, yang membedakannya pada pelibatan pihak ketiga, yang bertindak sebagai perantara untuk mencapai kesepakatan. Komunikasi bagi pihak ketiga itu disebut sebagai good offices.
Pihak ketiga yang menjadi mediator tentu dipersepsikan oleh kedua belah pihak sebagai orang yang secara aktif terlibat dalam usaha-usaha mencari solusi yang tepat agar memperoleh kesepakatan antar pihak-pihak yang bersengketa. Mediasi bisa terlaksana jika pihak yang bersengketa bersepakat dalam pencarian solusi perlu melibatkan pihak ketiga, dan menerima syara-syarat tertentu yang diberikan oleh pihak yang bersengketa.
c. Konsiliasi (conciliation)
Featured Post
Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat
Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat Sengketa batas wilayah kasus Blok Ambalat...
-
Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Bernegara Sebagai dasar negara, Pancasila tentu saja tidak cukup hanya tertera dalam sejumlah dokumen n...
-
Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila Ucke R Gadzali, S.Pd. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sebagaimana disebutkan ...
-
Konsekuensi Kesepakatan Norma Sekolah Kesepakatan atau disebut juga pemufakatan diartikan sebagai sikap yang menyepakati aka...