Era globalisasi telah membawa
manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju. Masa ini ditandai oleh
berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang. Bagi umat manusia,
perkembangan pesat ini sangat menguntungkan. Betapa tidak, mereka cukup
terbantu karena dipermudah dalam berbagai hal. Batas-batas geo grafis bukan
lagi menjadi penghalang, karena akses informasi bisa didapatkan sedemikian mudah.
Berbagai perubahan yang menyertai
era globalisasi ini, pada gilirannya juga memberikan
pengaruh pada cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta. Nilai, norma,
dan pola hidup berubah teramat cepat dan menjadi tatanan baru. Tatanan itulah yang
pada akhirnya menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluh-puluh tahun
lamanya ia pegang.Dari sini, muncullah perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana
cara menyikapi era globalisasi ini. Karena bagaimanapun juga, globalisasi
beserta masalah yang ditimbulkannya merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihindari, sebagai bagian dari dinamika sejarah hidup manusia. Tentunya,
dibutuhkan cara yang lebih arif dalam menyikapi berbagai keruwetan era
globalisasi ini. Globalisasi berasal dari kata globalization. Global berarti
mendunia, sementara ization adalah prosesnya. Dalam Encyclopaedia Britannica
(2015) disebutkan kalau fenomena ini bukanlah situasi yang baru, karena banyak
kerajaan maupun gerekan keagamaan yang telah menjalani proses globalisasi.
Secara sederhana, kita bisa memaknai globalisasi ini sebagai proses masuknya ke
ruang lingkup dunia (KBBI). Banyak faktor yang mendorong terjadinya
globalisasi. Perkembangan teknologi informasi dan transportasi adalah di
antaranya. Dengan teknologi dan transportasi yang semakin canggih, transaksi
dalam bidang ekonomi antarnegara menjadi sangat mudah. Pengiriman barang dan
jasa bisa dengan sangat mudah dilakukan. Inilah salah satu dampak positif dari
globalisasi. Dampak positif lainnya adalah pengembangan ilmu pengetahuan terjalinnya
hubungan antar warga dunia, informasi yang sedemikian mudah diakses, dan
aspek-aspek lainnya.
Selain berdampak positif, ada
juga akibat negatif dari fenomena ini. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, di satu sisi, memberi kemudahan bagi publik dalam mengakses
informasi, mengembangkan segenap potensinya serta tuntutan perjuangan hidupnya,
tapi di sisi lain, ia telah menjadi instrumen negara-negara industri maju dan kekuatan
elit minoritas pemilik modal guna melakukan hegemoni dan dominasinya atas
kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. (Korten, 2015) Kekuatan
ekonomi yang raksasa bergerak melampaui batas-batas teritorial suatu negara
guna melakukan ekspansi ekonomi di berbagai pelosok dunia. Kenyataan inilah yang
memberikan dampak akan semakin melemahnya posisi kekuatan ekonomi lokal.
Dalam ranah budaya, hegemoni ini
tampak dalam penciptaan pola hidup konsumeristik dan pop culture, yang
memposisikan manusia sebagai objek distribusi produksi belaka. Kita merasakan
bahwa kebudayaan luhur mulai mendapatkan tantangan dari budaya baru. Konsumerisme,
hedonisme, serta pudarnya tata krama mulai terasa. Kehidupan pertanian
perlahan-lahan mulai ditanggalkan, karena pada saat yang sama, masyarakat kita
bergerak menjadi masyarakat industri. Ada tiga respon yang bisa diberikan oleh
sebuah kelompok terhadap fenomena globalisasi ini. Pertama, kelompok
rejeksionis yang menolak mentah-mentah segala bentuk produk pemikiran era
globalisasiasing harus ditolak, karena tidak sesuai dengan jati diri serat
kepribadian bangsanya. Sikap ini sembari dibarengi dengan sikap superior atau
mengakui bahwa hanya kebudayaannya saja yang paling adiluhung, sementara yang
lain lebih rendahKelompok kedua, adalah mereka yang menerima segala bentuk
produk globalisasi dengan tidak pernah melakukan filter terhadapnya. Ini
kebalikan dengan sikap kelompok pertama. Mereka menerima tanpa filter nilai,
budaya, serta tradisi yang datang dari luar kebudayaannya.
Sementara yang ketiga adalah mereka yang memilih untuk bersikap adaptif, tidak menampik tetapi juga tidak menerimanya begitu saja. Dengan kata lain, ada prosesseleksi untuk memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan nafas kehidupanbangsa sembari melakukan refleksi kritis terhadap segala hal yang merupakan bentukan dari masa ini.
Seperti halnya masyarakat dunia yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita,begitupun juga sebaliknya. Kehidupan kita sebagai sebuah bangsa turut membentukidentitas masyarakat dunia. Apa yang kita miliki (nilai, tradisi, budaya dan lainnya)menjadi bagian dari kekayaan kebudayaan dunia yang begitu kaya. Di antara kebudayaan itu, semuanya memiliki keunggulan dan kelebihannya.
Globalisasi memengaruhi proses produksi global, penyebaran tenaga kerja internasional, kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Untuk itu, detikers perlu tahu apa saja faktor pendorong terjadinya globalisasi.
Secara umum faktor pendorong terjadinya globalisasi karena adanya pengembangan di bidang teknologi informasi, telekomunikasi, dan transformasi, serta faktor-faktor lainnya dengan sangat pesat. Kemajuan teknologi mendukung batas-batas negara menjadi kurang berarti, baik dari segi ekonomi maupun budaya.
4 faktor pendorong terjadinya globalisasi:
1. Pesatnya Pengembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang pesat mempercepat terjadinya proses globalisasi di dunia. Negara yang memiliki infrastruktur teknologi komunikasi dan informasi dapat menggunakannya di skena perkantoran, pusat bisnis, dan perumahan. Dengan demikian, anak usia sekolah hingga di atas usia kerja dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam mengakses ilmu dan data sesuai kebutuhannya tanpa terbatas jarak geografis.
2. Integrasi Ekonomi Dunia
Globalisasi juga terjadi karena adanya integrasi ekonomi dunia. Perekonomian global tidak lagi hanya didasarkan pada pertanian atau industri, tetapi didominasi kegiatan perekonomian tanpa bobot (weightless economy) dan tidak berwujud (intangible economy). Produk perekonomian ini berupa informasi, perangkat lunak, produk media hiburan, dan jasa berbasis internet.
Perekonomian di masa globalisasi juga disebut sebagai knowledge-based economy atau perekonomian berbasis pengetahuan. Contoh produknya adalah transfer data dan pengetahuan secara real time dan atau online melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.
3. Perubahan Politik Dunia
Menurut Anthony Giddens, perubahan politik dunia merupakan kekuatan penggerak adanya globalisasi. Salah satunya yaitu runtuhnya imperium Uni Soviet, munculnya mkanisme pemerintahan internasional dan organisasi regional seperti PBB dan Uni Eropa, serta munculnya organisasi non pemerintah internasional dan antarpemerintahan.
Runtuhnya Uni Soviet mendorong banyak negara bergerak dari perekonomian terpusat ke sistem ekonomi dan politik ala barat, seperti Ukraina, Hungaria, Polandia, Ceko, negara Baltik, dan negara di Asia Tengah. Sementara itu, organisasi internasional mendukung pembahasan dan penyelesaian isu internasional, seperti adanya WWF, dokter lintas batas, palang merah, dan Amnesty International dalam usaha perlindungan lingkungan dan kemanusiaan.
4. Berkembangnya Perusahaan-Perusahaan Transnasional
Perusahaan transnasional adalah perusahaan yang memproduksi barang dan jasa lebih dari satu negara. Perusahaan transnasional merupakan jantung perekonomian global karena menjadi menyebarkan teknologi baru di berbagai belahan dunia dan menjadi pelaku utama di pasar uang internasional. Perusahaan transnasional dibentuk tiga pasar regional berpengaruh, yaitu Pasar Tunggal Eropa, Asia-Pasifik, dan Amerika Utara.
Dampak Positif Globalisasi
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan tata nilai sosial budaya seperti cara hidup, pola pikir, maupun ilmu pengetahuan, dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju. Misalnya adalah meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
2. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Berkembangnya ilmu pengetahuan dapat ditandai dengan kehidupan sosial ekonomi yang lebih produktif, efektif, dan efisien. Selain itu juga ada kemajuan di bidang teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi, memudahkan kehidupan manusia, misalnya mobilitas tinggi, karena jarak tempuh dalam bepergian dari satu tempat ke tempat lain menjadi lebih cepat, mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
3. Kehidupan Menjadi Lebih Baik
Kehidupan dapat menjadi lebih baik dengan globalisasi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya turisme dan pariwisata menjadi berkembang.
Selain itu globalisasi juga membantu memperluas pasar produk dalam negeri. Hal ini merupakan pertanda positif karena produksi dalam negeri dapat bersaing di pasar internasional. Pada akhirnya kehidupan menjadi lebih baik dan pembangunan negara menjadi meningkat.
Dampak Negatif Globalisasi
Lunturnya Nilai Budaya Asli
Lunturnya budaya asli dapat ditandai dengan hal-hal berikut:
- Menggerus nilai-nilai budaya asli seperti lunturnya gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit, kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang.
- Cara berpakaian bangsa barat masuk ke dalam budaya bangsa.
- Meniru perilaku yang buruk dan kebarat-baratan.
- Memberi salam tergantikan cium pipi kanan dan kiri yang dikenalkan budaya barat.
- Meniru cara berpakaian idola dari luar yang bertentangan dengan gaya berpakaian di Indonesia.
- Individualistis, yaitu mementingkan diri sendiri
- Pragmatis, yaitu melakukan kegiatan yang menguntungkan saja.
- Materialistis, yaitu mengukur suatu sikap dengan materi.
- Hedonism, yaitu sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
- Konsumtif, yaitu pola konsumsi yang melebihi batas.
- Sekuler, yaitu mementingkan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
- Terjadi eksploitasi sumber-sumber daya alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
No comments:
Post a Comment