Kostum atau busana merupakan cara berpakaian disuatu daerah tertentu. Pakaian yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kesempatan pada saat itu, yang biasanya digunakan untuk pertunjukan diatas panggung dan juga depan kamera. Kostum dapat berupa pakaian secara umum atau gaya berpakaian tertentu pada orang kelas masyarakat atau periode tertentu. Istilah ini juga berhubungan dengan pengaturan artistik aksesoris pada gambar, patung, puisi sesuai dengan jaman, tempat atau keadaan (Nina Surtiretna, 1993: 27).
Kata lain dari penata busana adalah Wardrobe, Wardrobe dalam arti sebenarnya adalah lemari dinding tempat menyimpan pakaian, awalnya nama “wardrobe” dimaksudkan pada sebuah ruangan di dinding yang menyatu dengan tembok. Sebutan lain untuk wardrobe adalah armoire. Namun, dalam istilah televisi dan film istilah wardrobe langsung dikaitkan pada masalah pakaian atau kostum pemain itu sendiri, bukan tempat peyimpanannya.
Menurut Nina Kusumawati dkk (2017:22) “Wardrobe merupakan orang yang bekerja mengatur segala bentuk pakaian atau yang dikenakan pemain dalam melakukan adegan sesuai dengan tuntutan cerita atau skenario”.
Memilih pakaian untuk sebuah pertunjukan film atau televisi bukan perkara mudah, selain harus punya sense of art dia juga mesti memiliki skill yang baik. Memang orang yang mengurus wardrobe tidak harus bisa merancang sebuah kostum tapi alangkah baiknya jika dia punya pengalaman bekerjasama dengan seorang costume designer.
Menurut (Soedarsono, 1978:34) secara umum warna kostum yang dipilih berdasarkan warna yang memiliki makna teatrikal dan sentuhan emosional. Mengenai pemilihan warna didalam kostum sebaiknya dipilih sesuai dengan perpaduan antara warna tata arias wajah dan rambut agar terbentuk suatu kesatuan didalam penerapan tokoh atau karakter yang akan dimunculkan.
Kostum merupakan unsur pelengkap yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang kreasi anatara kostum, tata rias wajah, hiasan dan asesoris. Kostum yang pertama kali tampak membantu menggariskan karakternya, dan kostum tampak kemudian memperkuat kesan itu atau mengubahnya menurut keperluan pemeran atau pemain. Kostum dan make-up merupakan sesuatu yang berkaitan satu sama lain. Kostum dan make-up adalah element secara fisik dan simbolik yang paling dekat dengan seseorang aktor an karakternya (Williard F.Bellman, 1977: 269)
a. Tujuan Kostum
Berbusana yang di pakai manusia beranekaragam bentuk dan fungsinya. Fungsi berbusana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, menciptakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan menurut (nelot, 2009:22), fungsi berkostum dalam pegelaran antara lain :
1) Menciptakan keindahan penampilan
Tata Busana dalam pagelaran berfungsi sebagai bentuk
ekspresi untuk tampil lebih indah dari penampilan sehari-hari. Kostum pagelaran dibuat secara khusus dan dilengkapidengan asesoris sesuai kebutuhan pagelaran.
2) Membedakan satu dengan yang lain
Membedakan satu dengan yang lain dalam pagelaran, menampilkan tokoh dengan karakter yang berbeda dan latar belakangnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang dapat membedakan dari pemain satu dengan yang lain dan kostum tersebut menggambarkan atau menonjolkan ciri khas suatu tokoh.
3) Menggambarkan karakter tokoh
Melalui kostum, karakter seseorang dapat dilihat. Perbedaan karakter dalam busana dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna, motif, dan garis yang diciptakan.
4) Memberi ruang gerak
Kostum bukan sebagai penghalang bagi aktivitas, sebaliknya memberi ketulusan seseorang untuk mengekspresikan karakternya.
5) Memberikan efek dramatik
Busana mendukung dramatika sebuah adegan dalam lakon. Gerak pemain akan lebih expresif dan dramatik dengan adanya kostum.
b. Jenis Kostum
Busana (kostum) beragam jenis dan bentuk. Tata busana secara garis besar dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu;
1) Kostum Historis
Kostum yang sesuai dengan periode atau jamannya sebagai
contoh : kostum kerajaan, kostum yunani, kostum mesir, dan kostum majapahit.
2) Kostum Sehari-hari
Kostum sehari-hari adalah kostum yang dipakai dalam kehidupan keseharian masyarakat.
3) Kostum Tradisional
Kostum tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang membedakan dengan kelompok masyarakat lain.
Kostum tersebut biasanya berlatar belakang sejarah, terutama yang berhubungan dengan karakter tradisional, periode maupun suatu tempat contohnya, kain sari (india), gamis (arab).
4) Kostum Modern
Kostum yang sesuai dengan jaman dan masa yang sedang berlangsung dan mengikuti perkembangan desain mode (www.direktori.co.id/ads/depan/pakaian/kostum.html).
Kostum yang digunakan oleh lakon kera merupakan kostum yang di desain khusus, sehingga lebih modern dan berbeda kostum aslinya. Baik dalam bentuk maupun pemilihan warna yang digunakan serta hiasan yang ada dalam kostum tersebut.
5) Kostum Fantasi.
Istilah kostum fantasi adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis busana yang lahir dari imajinasi dan fantasi perancang. Kostum jenis ini juga dimaksudkan untuk kostum tokoh-tokoh yang tidak real dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh bidadari, malaikat, atau dewa.
Pada blog nya Diki Umbara menyebutkan
https://dikiumbara.wordpress.com/category/tata-artistik/
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pakaian di antaranya:
- Pilih pakaian dengan warna-warna yang sesuai dengan tema acara
- Hindari pakaian yang bercorak garis-garis kecil, baju dengan motif garis-garis kecil biasanya akan menimbulkan flickr.
- Jangan memilih pakaian dengan motif kotak-kotak kecil, ini juga akan mengakibatkan hasil visual yang flickr.
- Hindari kostum berwarna putih mengkilap apalagi polos corak.
Contoh wardrobe atau busana pengisi
Presenter-presenter tersebut bukan sekadar memakai wardrobe sesuai tema. Namun sesungguhnya ada pesan atau filosofi yang mereka sampaikan ke pemirsa. Bukan sekadar paket berita, tetapi wardrobe yang dikenakan ingin menunjukan konsep dan sesuai tema.
No comments:
Post a Comment