Mengenali,
Menyadari, dan Menghargai Keragaman Identitas
Pertanyaan kunci yang akan dikaji pada Unit 2 ini adalah:
1. Bagaimana sikap kita atas keragaman di negara Indonesia?
2. Mengapa penghargaan atas kebudayaan masyarakat lain yang
berbeda harus dilakukan oleh kita yang juga memiliki kebudayaannya sendiri?
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembahasan ini, peserta didik diharapkan dapat
mengenali dan membangun kesadaran bahwa ada keragaman identitas yang kita
miliki sebagai sebuah bangsa. Pembelajaran Unit 2 ini juga ditujukan agar
peserta didik dapat menunjukkan penghargaannya terhadap
keragaman budaya, baik yang ada di Indonesia maupun dunia.
Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas
Sebagai
makhluk sosial, ciri yang melekat pada manusia adalah keinginan untuk melakukan
interaksi satu dengan lainnya. Interaksi sendiri berarti hubungan timbal balik
yang dilakukan baik antarindividu, antarkelompok maupun individu dengan
kelompok. Dalam interaksi, ada proses mempengaruhi tindakan kelompok atau individu
melalui sikap, aktivitas atau simbol tertentu. Orang akan mengenali yang lain
melalui proses interaksi tersebut.
Proses untuk
mengenali yang lain, yang juga dilakukan oleh manusia dalam kapasitasnya
sebagai makhluk sosial bisa dijumpai melalui cara lain, yakni sosialisasi.
Sosialisasi berarti penanaman atau penyebaran (diseminasi) adat, nilai, cara pandang
atau pemahaman yang dilakukan oleh satu generasi kepada generasi berikutnya
dalam sebuah masyarakat.
Melalui
sosialisasi, seseorang atau sebuah kelompok menunjukkan nilai-nilai yang
dianutnya. Tujuannya, bisa sebatas hanya mengenalkan atau bermaksud mempengaruhi
yang lain. Dalam sebuah kelompok yang terdiri dari banyak individu, po[1]tensi munculnya
perbedaan persepsi sangatlah besar. Masing-masing orang memiliki nilai serta
pandangan yang menjadi identitasnya. Terhadap pandangan yang tidak sama itu,
kemampuan untuk bernegosiasi sangatlah penting. Satu anggota kelompok dengan
anggota lainnya, mencari titik temu agar ada satu identitas yang disepakati
sebagai jati diri kelompok.
Begitu juga
yang dilakukan oleh mereka yang ingin membentuk grup atau kelompok yang lebih
besar. Kelompok-kelompok kecil itu berunding untuk mencipta[1]kan satu identitas
yang bisa mewakili semuanya. Identitas atau jati diri yang menjadi ciri dari
kelompok besar itu, bisa saja berasal dari nilai sebuah kelompok kecil yang
kemudian disepakati oleh semua kelompok. Atau, ia bisa didapati dengan cara
lain. Identitas itu betul-betul sesuatu yang baru, yang tidak ada pada anggota
kelompoknya.
Terciptanya
identitas kelompok, dengan demikian, mendapatkan pengaruh dari mereka yang
menjadi anggotanya. Identitas sebuah grup merupakan hasil dari rumusan dan
kesepakatan yang diharapkan bisa menjadi media bagi kelompok lain ketika hendak
mengenalinya. Di sini kita bisa menarik dua hal penting, yakni jati diri dan
keragaman atau kebinekaan. Mengapa kebinekaan menjadi tema penting dalam
kaitannya dengan masalah identitas atau jati diri?
Kita
perhatikan bagaimana sebuah kelompok terbangun. Jika ada 10 individu dalam satu
kelompok, itu berarti ada 10 cara pandang atau pendapat tentang apa dan bagaimana
menciptakan jati diri kelompok tersebut. Begitu pula ketika 100 kelompok hendak
menciptakan jati diri untuk satu kelompok besar. Kita akan mendapati 100 jati
diri yang sedang berbincang tentang bagaimana menciptakan identitas bersama
mereka. Sepuluh, seratus, seribu dan seterusnya adalah representasi dari
kebinekaan atau kemajemukan. Di dunia ini, ada beragam identitas. Baik
identitas individu maupun kelompok. Identitas yang tercipta secara alamiah atau
dibentuk secara sosial. Keragaman merupakan hukum alam yang harus disadari dan
diterima oleh siapapun. Bangsa Indonesia sedari awal telah menyadari akan hal
ini.
Kita hidup
dalam keragaman, tetapi ingin tetap berada dalam payung yang bisa mengayomi
kebinekaan itu. Inilah hakikat dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Sebagaimana para pendiri bangsa yang menyadari bahwa Indonesia adalah negara
dengan keragaman budaya, agama, etnis, suku dan bahasa, begitupun juga yang
harus dilakukan oleh generasi penerus. Kesadaran tentang kebinekaan, harus
dilan[1]jutkan oleh kehendak
untuk mengenali yang lain. Berkenalan dengan identitas lain di luar dirinya
merupakan cara terbaik ketika kita hidup dengan mereka yang berbeda.
Coba diingat,
ketika awal berpindah sekolah dari SMP ke SMA. Sebagian besar teman-teman
adalah orang-orang baru. Guru-guru yang mengajar pun demikian. Lingkungan
sekolah juga berbeda dengan situasi sebelumnya. Jika kita tak bersosialisasi
dengan cara mengenal satu dengan yang lain, kita seperti hidup seorang diri, meski
faktanya ada banyak orang di sekeliling. Karenanya kita harus berjumpa, bekenalan
dan berinteraksi agar kebinekaan atau keragaman itu tak hanya sekadar ada dan
diakui tapi juga saling dikenali.
Menghargai
keragaman adalah salah satu bentuk ketaatan kita pada hukum alam. Tuhan telah
menciptakan manusia dengan segala keragaman identitas yang melekat padanya.
Menyadari dan menghormati keragaman, tak hanya sebagai cara mengenali sesama
tetapi juga memuliakan ciptaan-Nya.
Berapa jumlah
suku bangsa, bahasa, dan suku di Indonesia? Berdasarkan catatan Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia, hingga tahun 2010, ada 1300-an lebih suku bangsa di
Indonesia. Sementara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah memetakan dan memveriikasi
718 bahasa daerah di Indonesia. Agama-agama yang dianut oleh penduduk
Indonesia, jumlahnya juga banyak. Selain Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu, kita juga mengenal agama-agama lokal seperti Parmalim,
Sunda Wiwitan, Kaharingan, Marapu, dan lain sebagainya.
Mereka
mempraktikkan adat serta tradisi yang berbeda satu dengan lainnya. Bahasa yang
dituturkan juga tidak sama. Keyakinan serta ajaran-ajaran yang dianut pemeluknya
hadir dalam doktrin serta ritual yang berlainan. Perbedaan-perbedaan ini adalah
bagian dari kekayaan bangsa Indonesia yang harus dihormati dan perlu dijaga.
Salah satu ciri bangsa Indonesia adalah keragaman yang dimilikinya. Tidak hanya
sebagai ciri, kebudayaan yang beragam itu adalah sekaligus jati diri bangsa
Indonesia.
Indonesia
adalah negara yang memiliki dua identitas sekaligus. Identitas perta[1]ma bersifat
primordial atau jati diri yang berkaitan dengan etnis, suku, agama, dan bahasa.
Identitas kedua bersifat nasional. Jika dalam identitas primordial kita melihat
banyak sekali jati diri, tidak demikian halnya dengan identitas nasional. Dalam
jati diri kita yang bersifat nasional itu, kita bersama-sama memiliki satu
warna, satu identitas. Dengan begitu, keunikan Indonesia terletak pada
keragaman sekaligus kesatuannya. Keragaman pada identitas kita yang bersifat
primordial sementara kesatuan dan persatuan terletak pada jati diri kita yang
bersifat nasional.
Tugas besar
yang membentang di hadapan kita sebagai sebuah bangsa yang besar adalah
mengelola keragaman sebagai sebuah kekuatan yang saling mendukung satu dengan
lainnya. Tidak ada cara lain bagi segenap elemen bangsa untuk terus meng[1]ingat dan menyadari
eksistensi kita sebagai bangsa yang dicirikan oleh kebinekaan pada identitas
kita yang bersifat primordial. Tak hanya menyadari, tetapi proses se[1]lanjutnya harus terus
diupayakan, yakni mengenali keragaman-keragaman tersebut. Dalam setiap upaya
pengenalan, ada tujuan mulia yang tersimpan di dalamnya, yakni menghargai
setiap budaya, religi, suku, serta bahasa sebagai identitas khas dan unik yang
melekat pada diri manusia.
2. Aktivitas Belajar 1
a.
Bacalah artikel di bawah ini, kemudian kalian
akan dibagi ke dalam 3 atau 4 kelompok. Masing-masing diberi nama dan lambang
sebagai identitasnya. Lambang tersebut harus memilki filosofi.
b.
Selain lambang, setiap kelompok juga harus
memiliki aturan yang disepakati bersama oleh anggota kelompoknya.
c.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di kelas besar.
No comments:
Post a Comment