Jenis Tangga Nada
Hallo sahabat edukasi dimanapun anda berada, iya kembali lagi di blog saya yang berbagi tentang materi pelajaran yang pada sat ini saya akan berbagi materi tentang pelajaran Seni Budaya pada materi Seni Musik (Jenis Tangga Nada).
Ketika belajar tentang musik kita akan sering mendengar
istilah tangga nada. Dalam mempelajari musik dan tangga nada maka kita pasti
akan sering mendengar istilah seperti mayor, minor, kromatis dan banyak lagi
yang lainnya karena terdapat beberapa jenis tangga nada yang dipakai dalam
menciptakan musik. Bila kita sedang belajar musik dan ingin mengetahui lebih
dalam maka sangat penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh mengenai jenis
tangga nada.
Pengertian Tangga Nada
Tangga nada adalah sebuah rangkaian nada yang disusun dengan
jarak tertentu. Bila diibaratkan sebuah tangga pada kehidupan nyata maka tangga
nada memiliki fungsi yang serupa dengan tangga pada kehidupan sehari-hari. Bila
kita perhatikan sebuah tangga memiliki fungsi untuk naik atau turun. Begitu
juga nada. Ada saatnya nada itu naik atau makin tinggi, ada saatnya juga ketika
nada itu turun atau semakin rendah.
Jarak itu biasa disebut dengan interval nada, yang menjadi
jeda antara satu nada dengan lainnya. Interval ini ibarat jarak antar anak
tangga pada kehidupan sehari-hari. Ada tangga yang jarak antar anak tangganya
dekat, ada pula yang jaraknya jauh. Secara umum tangga nada dibagi jadi tiga
jenis, yaitu pentatonis, diatonis dan kromatis. Kamu bisa baca lebih lanjut
tentang tiga jenis tangga nada itu di bawah ini.
Tangga Nada Pentatonis
tangga nada pentatonis
Sumber foto : google.com
Penta artinya lima, dipakai untuk istilah jenis tangga nada
ini karena disini yang dipakai hanya 5 nada pokok. Jenis ini dibagi menjadi dua
yaitu tangga nada dan tangga nada slendro. Jenis ini kebanyakan dipakai untuk
genre musik rock n’ roll, beberapa aliran variasi lagu pop dan blues, lagu
anak-anak, serta lagu tradisional. Tangga nada ini juga sering kita temui dalam
musik tradisional Jawa seperti musik gamelan.
Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang mempunyai arti dari dua
kata berbeda, yakni penta (lima) serta tone (nada) atau juga dapat disebut
hanya mempunyai 5 nada pokok.
Dari tangga nada diatonik mayor atau c-d-e-f-g-a-b- c’ dimana jumlahnya
7 nada, bisa didapatkan tangga nada pentatonik dengan cara mengurangi 2 nada,
dalam hal tersebut ada dua macam tangga nada pentatonik, yaitu:
- c-d-e-g-a-c’ (tidak ada f dan b)
- c- e-f-g-b-c’ (tidak ada d dan a)
Tangga nada pentatonik pada umumnya dipakai di dalam musik tradisional
China serta Jepang. Nada pentatonis juga populer pada kalangan musik rock n’
roll, blues, serta variasi lagu – lagu pop.
Di negara Indonesia sendiri ada pada musik gamelan (Musik Jawa).
Terutama di dalam Gamelan Jawa, dua macam tangga nada pentatonik itu disebut
sebagai titi laras slendro serta titi laras pelog.
Titi Laras Slendro
slendro
Pentatonis slendro adalah nada memiliki susunan nada 1-2-3-4-5-6.
Titi Laras Pelog
pelog
Pentatonis Pelog adalah nada yang memiliki susunan nada 1-3-4-5-7.
Pada skala pentatonis yang merupakan skala musik dari lima not per
oktaf terdapat penggolongan paling sering digunakan, yakni skala pentatonik
“Major serta skala pentatonik “Minor“.
Mempunyai pola interval M2-M2-m3-M2-m3 di skala mayor, serta
m3-M2-M2-m3-M2 di skala minor.
Lebih mudahnya dalam memahami perbedaan Slendro dan Pelog
adalah Slendro terdiri dari tangga nada pentatonik menggunakan nada 1 2 3 4 5 6
1 (memberikan kesan gembira dan lincah). Sedangkan pelog terdiri dari tangga nada pentatonik
menggunakan nada 1 2 3 4 5 6 7 (memberikan kesan tenang dan luhur). Contoh lagu
yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah:
- Kincir-kincir
- Jali-jali
- Lenggang kangkung
- Suwe ora jamu
- Cublak-cublak suweng
Tangga Nada Diatonis
Jika pentatonis ada 5 nada, untuk jenis diatonis ada 7 nada
dengan 2 macam interval. Tangga nada diatonis ini lebih sering kita dengar atau
mainkan di musik kontemporer atau kekinian.
Tangga nada ini sering kita jumpai juga disaat kita belajar
sebuah alat musik seperti gitar. Karena dasar bermain gitar seringkali
mengunakan tangga nada ini. Tangga nada diatonis ini menggunakan interval 1 atau pakai interval setengah.
Dalam jenis ini pun terbagi lagi jadi 2 tangga nada, yaitu mayor dan minor. Di
bawah ini penjelasannya:
Tangga Nada Minor
tangga nada diatonis minor
Sumber foto : google.com
Untuk jenis minor, dibagi lagi jadi tiga jenis yaitu tangga
nada minor asli, harmonis dan melodis. Jenis minor asli cuma punya nada pokok,
jadi tak ada tanda kromatis. Sedangkan untuk jenis harmonis, setiap nadanya
dinaikkan setengah, tapi ketika naik/turun nadanya tetap sama. Kalau jenis
melodis, nada yang dinaikkan hanya yang ke-6 dan ke-7 ketika naik, dan turun
setengah juga ketika turun. Tangga nada minor ini bila dimainkan akan
menimbulkan nuansa dalam, khidmat, sedih atau “gelap”. Contoh lagu dengan tangga
nada minor diantara adalah:
Lagu Wajib: Mengheningkan Cipta (Truno Prawit), Tanah Airku
(Ibu Soed), Bagimu Negeri (R. Kusbini), Ibu Pertiwi (Ismail Marzuki), Indonesia
Pusaka (Ismail Marzuki), Gugur Bunga
Lagu Anak-anak: Ambilkan Bulan (AT Mahmud), Bintang Kejora
(AT Mahmud), Kasih Ibu (SM. Muchtar), Kelinciku (Daljono), Kucingku (Pak Kasur)
Lagu Daerah: Bubuy Bulan (Jabar), Kole-Kole (Maluku), Sing
Sing So (Maluku), Sarinande (Maluku), Ole Sioh (Maluku), Bubuy Bulan (Jawa
Barat)
Tangga Nada Mayor
tangga nada diatonis mayor
Sumber foto : google.com
Jenis tangga nada ini kebanyakan dipakai untuk lagu-lagu
yang suasananya ceria. Sering kita temui dalam lagu-lagu populer saat ini.
Susunan nadanya berjarak 1 – 1- ½ – 1 – 1 – 1
– ½. Beda dengan tangga nada minor yang susunan interval nadanya adalah
1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1. Terlihat ya perbedaannya?
Perbedaan kedua tangga nada itu akan terdengar jelas saat
dibunyikan dengan alat musik. Ketika mendengar tangga nada mayor nuansanya akan
terasa benar-benar ceria, sebaliknya jika mendengar tangga nada minor yang
manapun jenisnya maka suasana jadi cenderung sedih atau melow. Tapi tangga nada
minor juga bisa dipakai untuk lagu yang ceria dengan menaikkan temponya.
Itulah menariknya sebuah komposisi musik. Aturan baku memang
ada tetapi dalam menciptakan sebuah lagu, penggunaan nada tidaklah kaku. Bisa
menyesuaikan dengan keinginan pencipta lagu atau pencipta komposisi. Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor
diantaranya adalah:
Lagu Wajib : Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak),
Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed), Dari Sabang Sampai Merauke (R Soerardjo),
Hari Merdeka (Husein Mutahar), Gebyar Gebyar (Gombloh), Maju Tak Gentar,
Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda
Pancasila, dan Mars Pelajar.
Lagu Anak-anak: Naik Delman (Ibu Sud), Balonku (AT Mahmud),
Heli (anjing kecil) (Nomo Kuswoyo), Lihat Kebunku (Ibu Sud), Abang Tukang Bakso
(Mamo Agil).
Lagu Daerah: Gundul Pacul (Jawa Tengah),Kampung Nan Jauh DI
Mato (Sumbar), Ampar-Ampar Pisang (Kalsel), Manuk Dadali (Jabar),Tokecang
(Jabar)
Tangga Nada Kromatis
tangga nada kromatis
Sumber foto : google.com
Inilah jenis tangga nada yang terakhir, terdiri dari 12 nada
dengan interval setengah nada antar tiap notnya. Sebenarnya tangga nada ini
adalah turunan dari tangga nada diatonik mayor. Dimana pada bagian nada yang
nilainya 1 di diatonik mayor, dipecah jadi ½ dan ½ pada tangga nada kromatis.
Jenis tangga nada ini lumayan banyak dipakai untuk jenis lagu rohani, jazz,
blues, pop dan beberapa rock. Contoh lagu dengan tangga nada Kromatis:
Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki) dan Bungong Jeumpa (Aceh)
Dari penjelasan di atas kita sudah mempelajari perbedaan
jenis tangga nada. Mungkin ada yang masih kesulitan memahami. Tenang saja
karena dalam bermusik kita semua berproses. Sedikit tips untuk yang masih
kesulitan, baiknya dalam belajar musik kita iringi dengan mempraktekkan teori.
Karena dengan mempraktekkan teori semua ilmu atau bahan belajar akan lebih
mudah dipahami.
Intinya adalah learning by doing. Mirip seperti saat kita
berolahraga, dalam bermusik kita menggunakan muscle memory atau ingatan pada
otot dan hearing yang baik. Semua ini bisa dicapai dengan latihan dan praktek
secara langsung. Intinya dalam mempelajari musik adalah repetisi sesering
mungkin. Sering diulang, sering dipraktekkan maka akan lebih mudah menyerap.
Tidak harus berjam-jam, tetapi cukup dengan cara mengulang
sesering mungkin dengan waktu 15-30 menit setiap hari maka proses bermusik kita
akan lebih cepat kemajuannya. Dijamin makin sering kita praktek maka akan lebih
mudah bagi kita untuk memahami sebuah alat musik.
Tangga Nada Modal
How-to-remember-modes-1
Sumber foto : google.com
Tangga nada modal atau bisa juga disebut sebagai skala
modal. Sebelum lebih jauh membahas mengenai Tangga nada modal, kamu sebaiknya
mengetahui nama dan jenis Tangga nada modal.
Tangga nada modal terdiri dari Ionian, Dorian, Phrygian,
Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan Locrian. Kamu harus hapal urutannya ya. Jadi
yang pertama adalah Ionian, sampai skala terakhir adalah Locrian. Sebagian
skala modal berupa mode mayor sebagian lagi berupa mode minor dan masing-masing
menghasilkan nuansa musik yang berbeda-beda.
Untuk lebih mudahnya seperti ini: Tangga nada modal adalah
penamaan sesuai urutan berdasarkan nada ke berapa skala itu dimulai. Sekarang
kamu coba cek tangga nada yang dimulai dari C=Do. Sehingga akan seperti ini
bentuk tangga nadanya: C-D-E-F-G-A-B-C. Dapat kamu lihat bahwa nada pertama
dari tangga nada C adalah “C”, nada kedua adalah “D”, nada ketiga adalah “E”
dan seterusnya.
Sehingga kita akan mendapatkan bahwa nada C adalah Ionian,
nada D adalah Dorian, E adalah Phrygian, F adalah Lydian, G adalah Mixolydian,
A adalah Aeolian dan B adalah Locrian.
Sekali lagi perhatikan urutannya ya mulai dari Ionian,
Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan Locrian. Dengan begitu kamu
akan bisa menalar bila kalian akan memainkan skala modal dari G Mixolydian
artinya tangga nada dasar yang sedang kalian mainkan adalah tangga nada C.
Untuk lebih jelasnya kamu bisa lihat tabel di bawah ini:
Sumber foto : google.com
Di saat kamu memainkan tangga nada C, kamu bisa memainkan
Tangga nada berdasarkan tabel ini. Misalnya saat bermain di tangga nada C lalu
kamu memainkan melodi dari A (minor), maka skala nada A yang kamu mainkan
adalah skala Aeolian. Bila kamu memainkan melodi di nada D, maka kamu memainkan
skala D Dorian.
Kita ambil contoh misalnya kita memainkan sebuah lagu dengan
nada yang dipakai seperti ini: Dm…| G7…| Cmaj7 . Maka nada Dm menggunakan skala
dorian, G7 menggunakan skala myxolidian, dan Cmaj7 menggunakan skala ionian.
Biasanya skala ini sering ditemui pada musik jazz.
Penggunaan skala ini sering dipakai oleh musisi jazz ketika
akan memainkan sebuah komposisi. Jadi misalnya ketika music director atau
pimpinan band mengatakan mainkan dari “G Myxolidian” maka seluruh pemain
bermain di skala modal itu tanpa meninggalkan root-nya di tangga nada C
Sekarang coba kita ambil contoh lain ya. Misalnya sekarang
kamu memainkan tangga nada yang dimulai dari Do=G maka kamu akan mendapatkan
tangga nada seperti ini: G – A – B – C – D – E – F# – G’. Nah dengan rumus yang
sama maka bila kamu memainkan melodi menggunakan skala modal yang dimulai dari
G maka skala yang dipakai adalah G Ionian, A Dorian, B Phrygian, C Lydian, D
Myxolidian, E Aeolian, dan F# Locrian.
Rumusannya masih sama seperti yang tertera pada tabel di
atas. Jadi bila kamu memainkan E Aeolian artinya kamu memainkan skala modal E
di dalam tangga nada G.
Tangga Nada Penuh
c-whole-tone
Sumber: www.jamieholroydguitar.com
Tangga nada Penuh atau bisa juga disebut sebagai skala
Penuh. Tangga nada penuh adalah skala nada dimana jarak antar nadanya berjarak
satu not penuh. Jadi di dalam Tangga nada penuh ini jarak antar not berjarak 1
seluruhnya tidak ada yang berjarak setengah.
Untuk lebih mudah kamu bisa bandingkan dengan Tangga nada
mayor ya. Jarak nada dalam skala mayor memiliki interval nada seperti
berikut: 1 , 1 , ½, 1 , 1 , 1, ½. Bila
diaplikasikan ke tangga nada C adalah C-D-E-F-G-A-B-C.
Sedangkan pada Tangga nada penuh kamu akan menemukan
interval nada berjarak satu not penuh antar not seperti berikut: not asal atau
root, 2nd, 3rd, #4, #5, b7. Bila diaplikasikan ke tangga nada Do=C maka bentuknya
adalah C, D, E, F#, G#, Bb .
Skala penuh perlu kamu pelajari agar kamu lebih luas
pengetahuan tentang not dan akan lebih jauh untuk kamu bereksplorasi nada.
Semakin banyak amunisi yang kamu miliki akan semakin baik bukan?
Sekarang coba kamu eksplorasi lebih jauh ya. Misalnya kamu
ingin memainkan tangga nada Do=D dan menggunakan Tangga nada penuh maka Tangga
nadanya akan seperti ini: D, E, F#, G#,
A# dan C. Prinsipnya masih sama dengan Do=C diatas. Perhatikan jarak antar
nadanya adalah satu not penuh.
Sumber foto : google.com
Oke sahabat edukasi, Kamu sudah paham sekarang jenis-jenis tangga nada untuk
bermusik, termasuk perbedaan-perbedaannya. Ini bisa jadi pengetahuan dasar
untuk Kamu belajar lebih banyak lagi tentang musik. Semangat belajar ya!