Thursday, October 22, 2020

Pengenalan Microphone dalam Dunia Broadcasting

 

Dalam dunia pertelevisian, selain kualitas visual, kualitas audio juga memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menentukan kualitas tayangan secara keseluruhan. Sebagus apapun kualitas visual, baik dari segi lighting, kamera maupun set panggung yang dihasilkan, semua itu tidak akan bisa dinikmati secara keseluruhan jika kualitas audionya tidak bagus. Sebagaimana sistem yang lainnya, sistem audio memiliki tiga bagian penting yaitu berupa masukan (input), proses dan keluaran (output). Bagian dari masukan (input) biasanya adalah beberapa tipe microphone, CD player, DVD player, VTR player, sequenser, komputer/laptop, instant replay, digicart dan lain sebagainya. Proses biasanya terdiri dari mixer (dalam proses produksi), mesin editing (dalam proses post production), audio processor dan lain sebagainya. Keluaran (output) biasanya terdiri dari speaker, headphone, earphone, VTR, CD/DVD recorder, DAT recorder dan lain sebagainya.

Untuk menghasilkan kualitas audio yang bagus, maka kita harus mempersiapkan peralatan dimulai dari inputnya. Seperti istilah yang biasa didengar di dunia audio bahwasannya kualitas input audio yang bagus akan menghasilkan output audio yang bagus dan begitu pula sebaliknya kualitas input audio yang jelek akan menghasilkan kualitas output audio yang jelek juga, sebagus apapun proses mixing maupun alat yang digunakan mengingat semua alat memiliki keterbatasan dalam melakukan adjustment kualitas audio. Untuk mendapatkan kualitas audio yang bagus, audio engineer diharuskan menjaga level audio input agar jangan terlalu rendah karena akan menimbulkan noise ketika level audionya diperkeras/dinaikkan begitu pula sebaliknya level audio input juga dijaga agar jangan sampai terlalu tinggi (jauh melewati 0 dB sehingga memasuki daerah berwarna merah di audio monitoring) karena akan menimbulkan distorsi.

Microphone

Secara terminology, microphone adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Istilah microphone berasal dari bahasa Yunani “mikrofon”, micros yang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi.

Dilihat dari segi transducernya, maka microphone terbagi menjadi beberapa jenis

1.    Dynamic mic


Jenis microphone ini mempunyai diafragma yang biasanya terbuat dari bahan plastik mylar yang dililit dengan kabel (biasanya disebut voice coil). Coil inilah yang kemudian digantungkan (diambangkan) dalam medan magnet yang sangat kuat. Bilamana suatu tekanan udara menabrak permukaan diafragma tersebut, maka voice coil tersebut akan bergerak secara proporsional dengan gelombang/amplitude serta frekuensi suara tersebut. Hal ini membuat coil tersebut bergerak memotong medan magnet. Sesuai dengan teori induksi elektromagnet yang menyatakan  “bilamana ada benda metal yang memotong medan magnet, maka aliran listrik akan timbul pada metal tersebut”. Sehingga sebuah aliran listrik yang besar dan arahnya proporsional dengan gelombang suara yang masuk akan ditimbulkan melalui kabel pada voice coil tadi.

Ada hal yang cukup menarik, karena massa diafragma dan voice coil tadi sangat besar dibandingkan dengan energi yang terdapat pada suatu gelombang suara, maka diafragma membutuhkan waktu untuk merespon suara yang masuk. Sebaliknya juga demikian, setelah massa ini bergerak, ia juga membutuhkan waktu untuk dapat berhenti dengan benar. Oleh sebab itu, dynamic mic kurang baik dalam hal merespon gelombang yang memiliki transien yang tajam dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Namun demikian, bukan menunjukkan sesuatu yang buruk, justru hal inilah yang menjadi karakteristik dynamic mic.

2.    Condensor mic

Desain dan prinsip condensor mic sangatlah berbeda dengan dynamic mic. Condensor mic bekerja dengan prinsip dasar electrostatic, dimana sebuah diafragma yang terbuat dari plastic atau mylar yang sangat tipis, yang salah satu sisinya telah dilapisi dengan emas atau nikel, diambangkan dalam jarak seperseribu inch dari sebuah lembaran metal dasar (backplate) lainnya. Kemudian bilamana pada kedua lembaran tersebut dipolarisasi dengan battere atau catu phantom 48v maka kedua permukaan tersebut dapat bekerja dengan menghasilkan perbedaan muatan (capacitance) apabila terkena gelombang suara. Perbedaan muatan inilah yang kemudian dideteksi oleh sirkuit elektronik dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang proporsional dengan gelombang suara tersebut. Oleh karena itu, karena massa diafragma condensor mic sangatlah ringan, maka ia sangat sensitif dan akurat terhadap transien dan respon frekuensi sehingga dapat menghasilkan suara yang sangat bening.

Sebuah varian dari condensor mic adalah electret condensor mic. Mic jenis ini berbeda dengan condensor mic biasa. Electret condensor mic tidak memerlukan adanya catu daya listrik untuk mempolarisasi diafragmanya. Hal ini disebabkan karena pada electret condensor mic permukaan diafragmanya sudah memiliki catu daya statis yang permanen. Walaupun demikian, sebuah electret condensor mic tetap membutuhkan battere atau catu phantom untuk memberi daya pada pre-amp kecilnya.

Dynamic mic vs Condensor mic

Setelah melihat kedua tipe microphone di atas, maka di antara kedua jenis microphone tersebut ada perbedaan yang cukup signifikan, diantaranya :

Teknologi

Dynamic mic dan condensor mic pada dasarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam cara mereka menerima dan memproses suara. Dynamic mic bekerja secara induksi sementara condensor mic bekerja secara konduksi. Dynamic mic tidak membutuhkan sumber daya untuk menjalankan fungsinya sementara condensor mic memerlukan battere atau sumber daya lainnya agar bisa berfungsi. Selain dari battere, sumber daya lainnya umumnya disediakan oleh mixer yang biasa disebut “phantom power”. Condensor mic memiliki respon transien yang cukup cepat, sehingga lebih sensitif dibandingkan dynamic mic.

Biaya

Dynamic mic biasanya lebih murah dibanding condensor mic karena memiliki spesifikasi teknis yang tidak terlalu kompleks.

Penggunaan

Condensor mic sering digunakan di studio rekaman. Biasanya digunakan untuk mengambil suara dari instrument alat musik seperti untuk gitar, dan alat musik orchestra. Dynamic mic juga biasa digunakan untuk mengambil suara dari alat musik, tetapi biasanya yang memiliki respon cukup datar seperti drum.  Dynamic mic sering digunakan karena relatif tahan banting dan murah.


1 comment:

  1. Nama: Adam salman
    Kelas: X BC
    Komentar: Alhamdulillah materi hari ini cukup jelas dan mudah untuk dipahami

    ReplyDelete

Featured Post

12 Langkah Proses Membuat Kain Batik Tulis!

12 Langkah Proses Membuat Kain Batik Tulis! Oleh : Ucke Rakhmat Gadzali, S.Pd. Kain batik tulis merupakan warisan budaya tradisional Indones...