MENGAPRESIASI SENI TEATER MANCANEGARA
1. Apresiasi Teater Mancanegara (Eropa)
a. Teater Yunani Klasik
Teater pertama mulai muncul dari zaman Yunani Klasik, saat itu tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2.300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak undak yang disebut Amphitheater.
Teater yang berasal dari Yunani ini banyak mengambil cerita mengenai cerita Yunani Kuno, yang mana cerita tersebut mengulas atau menceritakan kembali tentang penyembahan atau pemujaan pada dewa.Selain itu, teater Yunani kini berkembang luas menuju perkembangan kehidupan kultural (percampuran dua budaya) dan hal ini juga merupakan titik tolok serta penunjang munculnya sejarah teater Barat seperti yang sudah berkembang pesat hingga saat ini.Tempat pementasan untuk menampilkan teater Yunani ini berbentuk melingkar juga tidak ada batasan antara pemain dan penonton.
b. Teater Romawi Klasik
Pertunjukan zaman Romawi Klasik, dimana setelah tahun 200 sebelum Masehi kegiatan seni teater menyebar dari Yunani ke wilayah Romawi. Hasil apresiasi terhadap karya seni teater masa Romawi Klasik, sebagai berikut.
- Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
- Karakteristik tokoh tergantung kelas, yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
- Seluruh adegan terjadi dirumah, dijalan, dan di halaman.
Mendengar jenis teaternya saja pasti kita langsung dapat mengetahui bahwa teater Romawi berasal dari Romawi. Namun lain halnya dengan teater Yunani, teater Romawi ini memiliki ciri khas yang jika dibandingkan dengan teater Yunani. Teater Romawi ini bukan merupakan peristiwa religi melainkan lebih mengedepankan menghibur para penonton, di teater Romawi juga disediakan berbagai pesulap serta badut-badut yang mengadakan pertunjukkan ini ke seluruh daerah sehingga pertunjukkan ini kadang membutuhkan tempat khusus untuk melakukan aksinya.
Bangunan gedung untuk pertunjukkannya lebih besar dan mewah dibandingkan teater Yunani.Dan sebagian besar dari Orchestra (tempat bermain) digunakan untuk ruang penonton, sedangkan lakon dimainkan di tempat yang merupakan kesatuan dengan latar belakang.
c. Teater Abad Pertengahan
Teater Abad Pertengahan itu berlangsung pada tahun 1.400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari hari umat Kristen.
Untuk teater Abad Pertengahan ini, penonton diharuskan berdiri pada tiga per-empat lingkaran sekitar pentas yang biasanya ditempatkan di atas kereta. Para pemain pun bermain di depan tirai dan berganti pakaian di belakangnya. Selain itu, teater ini memiliki keunikan yaitu dapat dibongkar pasang, berbeda dengan teater Yunani maupun teater Romawi yang menggunakan gedung untuk pertunjukkannya.Karena dapat dibongkar pasang maka teater ini juga bisa dibawa mengembara dari satu kota ke kota yang lain serta bisa disesuaikan dengan lakon yang akan dimainkan. Konstruksi sangat primitif (teater kereta) dan dapat dijadikan lebih besar serta mewah apabila dilakukan secara bersaman(teater simultan).
d. Renaisans
Renaisans itu masa pencerahan manusia sudah berpikir menurut ilmu pengetahuan dan logika sebagai pemberontakan ajaran gereja yang salah. Hasil terhadap seni teater masa Renaisans, sbg berikut:
- Naskah lakon yang di pertunjukan meniru teater zaman Yunani Klasik.
- Cerita bertema Mittologi atau kehidupan sehari-hari.
- Tata busana dan setting yang dipergunakan sangat inovatif.
- Pelaksanaan bentuk teater diatur oleh kerajaan maupun universitas sehingga moral pengetahuan perspektif dan Fagade Roma.
- Menggunakan panggung prosenium, yaitu bentuk panggung yang memisahkan area panggung dengan penonton.
e. Teater Zaman Elizabeth
Ratu Elizabeth I waktu itu saat memerintah memajukan seni teater, gedung teater besar dari kayu dibangun di London, Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bis duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun disekitarnya. Salah satunya disebut Goble, gedung teater ini bisa menampung 3000 penonton. Hasil apresiasi terhadap pada teater zaman Elizabeth, sbg berikut.
- Menggunakan naskah lakon.
- Corak pertunjukkannya merupakan perpaduan antara tater keliling dengan teater sekolah dengan akademi yang keklasik-klasikkan.
- Pertunjukkan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat
- Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh
- Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Bukan pemain wanita
- Penontonnya berbagi lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
f. Teater Abad ke-17 di Spanyol dan Prancis
Pada abad ke-17teater sangat berkembang di kerajaan Spanyol dan Prancis. Hasil apresiasi terhadap tater abadke-17 di Spanyol dan Prancis, sbg berikut.
- Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik, misalnya si Dosa, si Bijaksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja.
- Dipertunjukkan diatas kereta kuda (dua tingkat) yang dinamai Caros. Kereta-kereta kuda tadi juga membawa setting.
- Pertunjukan dilakukan rombongan profesional yang selalu berhubungan dengan gereja.
- Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan interlude farce pendek.
g. Teater Restorasi di Inggris
Zaman Restorasi merupakan zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah tahun Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater. Hasil apresiasi seni teater pada Zaman Restorasi, sbg berikut.
- Pertunjukkan diselenggarakan di gedung Prosenium diperluas dengan menambah area yang disebut apron. Sehingga terjadi komunikasi yang intim antara pemain dan penonton.
- Setting panggung bergambar perspektif dan lebih bercorak umum, misalnya taman / istana.
- Tema cerita bersifat umum dan penonton sudah mengenalnya.
- Penontonnya tidak lagi semua lapisan masyarakat, tetapi hanya kaum menengah dan kaum atasan.
- Gedung teater mencontoh gaya Italia.
h. Teater Abad ke-18
Teater Abad ke-18, dimana pada abad ke-18 teater di Prancis dimonopoli oleh pemerintah dengan Comedie Franchise-nya. Secara tetap mereka mementaskan komedi dan tragedi, sedangkan bentuk Opera, drama pendek dan Burlesque dipentaskan oleh rombongan teater Italia, yaitu Comedie Italiene yang biasanya mementaskan di pasar pasar malam. Sampai akhir abad XVII Prancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Drama Prancis yang neoklasik menjadi model di seluruh Eropa.
i. Teater awal abad ke-19
Drama romantik berkembang pada awal abad ke-19, yaitu antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Prancis. Hasil apresiasi terhadap Pertunjukkan teater romantik, diantaranya sbg berikut.
- Inti cerita adalah masalah kebebasan
- Membawakan cerita kesejarahan yang memuat adegan perang, pemberontakan, pembakaran istana, perang tanding dan sebagainya.
- Panggung dihiasi dengan gambar gambar yang sangat indah
- Setting perspektif diganti dengan lukisan untuk layar sayap panggung dan sayap belakang.
- Menggunakan naskah dengan struktur yang bersifat longgar dengan karakter tokoh yang berubah-ubah di setiap episode.
- Plot cerita memiliki episodenya sendiri (plot episodik)
j. Teater Abad ke-19 dan Realisme
Banyak perubahan terjadi di Eropa pada abad ke-19 karena Revolusi Industri. Orang orang berkelas pindah ke kota dan teater pun mulsai berubah. Bentuk bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industri. Diiringi dengan perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung artistik pentas, muncul aliran realisme yang menjadi primadona di dunia barat. Seni teater yang menghadirkan cerita teater secara singkat atau pendek dari kenyataan hidup diatas pentas begitu menghibur penggemarnya. Para penonton dibuat terhanyut dan larut dalam cerita cerita yang dimainkan. Pesona semacam ini membuat realisme begitu berpengaruh dalam waktu yang cukup lama.
k. Teater Abad ke-20
Gedung gedung pertunjukan modern memiliki efek efek khusus dan teknologi baru. Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater melainkan untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal hal baru. Rancangan rancangan panggung termasuk pengatur panggung arena, atau yang disebut teater ditengah tengah gedung. Cara mengekspresikan karakter dalam pertunjukan dapat melalui musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya gaya Pertunjukkan realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater Amerika.
2. Apresiasi Teater Mancanegara ( Asia )
a. Teater Tradisional Mancanegara Asia
1) Teater Tradisional Tiongkok
Salah satu teater tradisional tiongkok yang terkenal didunia bernama
Opera peking. Didalam opera peking ini diadakan penggabungan musik,tari nyanyian,pantomim, dan akrobat. Tontonan opera ini muncul pada akhir abad ke18 dan mulai popular di Tiongkok pada pertengahan abad ke 19. Tata riasdan tata busananya penuh warna dan sangat unik gerakan gerakan penarinya cenderung bersifat simbolik dan sugestik. Lakon opera peking diambil dari sejarah tingongkok,legenda,cerita rakyat dan cerita cerita kekinian. Dalam perjalanan sejarahnya, opera peking, terus mengalami perubahan hingga pada bentuk nya yang sekarang opera peking merupakan perpaduan dari banyak bentuk kesenian di tiongkok. Seperti juga teater tradisional di Indonesia, opera peking pada awal nya hanya di mainkan oleh pemain laki laki. Pada taun 1984 di sanghay baru lah perempuan diperkenalkan main. Selain di tiongkok, opera peking juga berkembang di negara lain taiwan.
2) Teater tradisional jepang
Salah satu seni teater jepang yang bernama kabuki. Seperti juga teater tradisional tiongkok, tata rias dan tata busana kabuki juga sangat rumit. Bentuk tontonan nya berupa musik,nyanyian,tarian. Berikut hasih apresiasi terhadap seni teater kabuki.
- Memakai tata rias atau make up
- Semua pemainnya terdiri dari pria (walaupun ada tokoh wanita, tetapi yang memainkannya adalah pria).
- Banyak disukai kaum golongan bawah, dikarenakan banyak atraksinya.
3) Teater Tradisional India
Dalam teater tradisional India didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Sementara, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari kisah mahabarata dan ramayana dengan tema cinta dan kepahlawanan.
4) Teater Tradisional Korea
Di dalam teater tradisional korea, terdapat pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog serta nyanyi menjadi cerita yang utuh. Disisi lain pemain, pemain lain menambahkan seperti penggambaran suasana hati juga irama sesuai cerita serta dengan pukulan drum juga kata-kata yang disebut dengan chuimsae.
b. Teater Modern Mancanegara Asia
Karya seni teater modern dimancanegara adalah karya seni teater yang tidak lagi terikat aturan kedaerahan. Karya seni teater tersebut telah dimodernisasi denagn kreativitas para seniman tanpa mengindahkan aturan kedaerahan.
1) Teater Modern di Malaysia
Teater Malaysia berjudul "angin kering" karya datuk Johan Jaaffar yang menggabungkan persatuan kreatif budaya anak seni ( KUBAS) dan persatuan penggerak warisan budaya (AKRAB)
Selain angin kering ada teater lainnya antara lain
- Kerusi ( Dr. Hatta Azan Khan) yang dipentaskan olehkelompok Seni Teaterer dan persembahan anak Kolej PTPL
- Terdampar (Slawomir Mrozek) yang dipersembahkan oleh Sanggar Creative Production (Serawak)
2) Teater modern di Jepang
Teater ini dimulai awal abad ke-20 ( 1910) dengan konsep shingeki percobaan gaya teater barat dengan mengambil gaya naturalistik dan tema-tema kontomporer yang kontras dengan kabuki.
Pada periode berikutnya muncul fenomena pertumbuhan dalam drama kreasi baru yang memperkenalkan konsep estetik dan merevolusi teater modern ortodoks.
Contoh teater modern Jepang adalah Opera Pinokio ( pernah dipentarskan oleh kelompok teater Jepang konnyakuza ditaman ismail marzuki, Jakarta pada tanggal 16-17 Maret 2007).
3) Teater Modern di Korea
Setelah korea membuka pintu terhadap negara asing pada abad ke-19, muncul teater modern yang pertama pada tahun 1902 "hyopyul-sa" korea mendapat istilah" permainan baru" untuk drama barat pada waktu itu.
No comments:
Post a Comment