Sunday, February 12, 2023

KEBERAGAMAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGA IKA

Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 

L Makna Bhinneka Tunggal Ika

Tentu Anda tidak asing dengan semboyan Bhinneka Tunggal ka. Anda pasti pernah mendengar atau melihat tulisan semboyan tersebut. Ketika pertama kali masuk sekolah, Anda pasti dikenalkan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika karena semboyan ini tertulis pada lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Namun, apakah Anda mengetahui sejarah dan makna dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Mari kita pelajari sekilas mengenai sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika agar kita lebih menghayati makna yang terkandung di dalamnya.

Sejarah tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika tidak akan terlepas dari lambang negara kita, yaitu Garuda Pancasila. Dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951 Pasal 1, dijelaskan mengenai tiga bagian yang terdapat dalam lambang negara, yaitu sebagai berikut.

  • Burung Garuda, yang menengok dengan kepala menoleh lurus ke sebelah kanan. 
  • Perisai, berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
  • Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. 

Ketiga bagian dari lambang negara tersebut dijelaskan secara terperinci dalam PP No. 66 Tahun 1951 dan telah ditegaskan pula dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

  • Pasal 46 UU No. 24 Tahun 2009 menyebutkan Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bineka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. 
  • Pasal 47 UU No. 24 Tahun 2009 menyebutkan Garuda dengan perisai memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda sebagaimana dimaksud memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45.
Penjelasan pasal 46 dalam UU No. 24 Tahun 2009 menyatakan:

  • "Yang dimaksud dengan "Garuda Pancasila" adalah lambang berupa burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno, yaitu burung yang menyerupai burung elang rajawali
  • Garuda digunakan sebagai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
  • Maksud dari "perisai" adalah tameng yang telah dikenal lama dalam kebudayaan dan peradaban asli Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
  • Adapun yang dimaksud dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" adalah pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga ternama Mpu Tantular. Kata bhinneka merupakan gabungan dua kata, bhinna dan ika yang berarti berbeda-beda, tetapi tetap satu, sedangkan kata tunggal ika berarti bahwa puspa ragam bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun penjelasan Pasal 47 menyatakan:

  • Yang dimaksud dengan "sayap garuda berbulu 17, ekor berbulu 8. pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45" adalah lambang tanggal 17 Agustus 1945 "Yang merupakan waktu pengumandangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti "berbeda-beda namun tetap satu Pernahkah Anda berpikir, "apakah yang berbeda dari kita?"

Nah, sebagai negara kepulauan, bangsa Indonesia memiliki beragam ras dan suku dengan latar belakang budaya berbeda yang terpisah antara satu pulau dan pulau lainnya. Selain itu, kita memiliki beragam bahasa, agama dan kepercayaan, adat, golongan, warna kulit, serta masih banyak lagi. Hal itulah yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Perbedaan itu jika tidak disikapi secara bijaksana akan berpotensi menimbulkan konflik. Dari perbedaan-perbedaan inilah kemudian diangkat semboyan "Bhinneka Tunggal Ika yaitu terpisah, tetapi tunggal.

Konteks awal semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buah kakawin dalam Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Mpu Tantular juga mengatakan bahwa tiada kebenaran yang mendua atau Tan hana dharma mangrwa". Konteks ini kemudian dialihtafsirkan ke dalam konteks politik, yaitu meskipun bangsa Indonesia memiliki beragam budaya atau suku bangsa, semuanya bersatu di bawah satu bangsa yang disebut bangsa Indonesia.

Dari uraian di atas, dapat kita ambil simpulan bahwa Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan tentang pentingnya: 

  • mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
  • menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat

Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat Sengketa batas wilayah kasus Blok Ambalat...