Saturday, April 15, 2023

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1


JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1

PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

Ucke Rakhmat Gadzali, S.Pd.


Berikut refleksi saya selama mengikuti pembelajaran modul 2.1

Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. 

Model refleksi yang saya pakai adalah Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (Peristiwa, Perasaan, Pemeblajaran, Penerapan).


1. Peristiwa (Fact)

Di modul 2.1 ini, saya dibekali pengetahuan mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi. Kegiatan pengkajian LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali dengan Pre Test, Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata.

Modul 2.1 diawali dengan mengerjakan soal pre test dengan soal pilihan ganda. Soal memuat materi yang akan dipelajari di modul 2.1. Dalam kegiatan Mulai dari Diri saya diajak untuk berefleksi dalam mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda, selain itu juga berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kegiatan selanjutnya adalah Eksplorasi Konsep. Dalam kegiatan ini, saya diberi pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi, sehingga dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada kegiatan ruang kolaborasi 1, saya bersama CGP lainnya difasilitasi oleh Fasilitator Bapak Mohammad Isa untuk mengkaji serta menganalisis berbagai contoh kasus mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Selanjutya dalam ruang kolaborasi 2, kami mempresentasikan dan mendiskusikan hasil diksusi kelompok kecil dan saya masuk kelompok 3 untuk kemudian diberi masukan dan saran. Kami pun mendapat pencerahan mengenai pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di berbagai jenjang pendidikan. Diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari instruktur dalam elaborasi yang membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.


2. Perasaan (Feelings)

Pada awalanya saya merasa Senang tapi juga agak ragu dan berfikir bahwa dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi seakan rumit dan sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional. Namun saya menyadari bahwa murid memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikan sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Sementara guru memiliki kewajiban untuk merancang pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan murid (profil, minat dan gaya belajar murid), hal ini dapat diejawantahkan dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Selanjutnya saya merasa tercerahkan, karena setelah membaca bagian eksplorasi konsep, dan berdiskusi dalam ruang kolaborasi, saya jadi semakin paham bahwa murid yang beragam memerlukan pelayanan yang beragam pula. Saya jadi paham bahwa kita sebagai guru dapat mengakomodir keragaman siswa tersebut melalui ragam (diferensiasi) konten, proses dan produk pembelajaran.


3. Pembelajaran (Findings)

"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." (Ki Hajar Dewantara).

Pada awal bagian Eksplorasi Konsep, saya disuguhi quote yang sangat menggugah. Quote tersebut mampu menggambarkan bahwa kita sebagai guru harus mampu melayani murid yang beragam dengan pelayanan yang beragam pula. Setelah murid terlayani dengan baik, besar harapan, murid dapat mencapai kebahagianya sesuai filosofis tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara, pada akhirnya murid dapat mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.

"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya." (Ki Hajar Dewantara)

Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.


4. Penerapan (Future)

Setelah mempelajari modul 2.1 ini, ke depannya saya akan selalu berupaya dan berusaha untuk melayani kebutuhan murid yang beragam melalui pembelajaran berdiferensasi.

Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu dengan asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin bangsa.


Friday, April 7, 2023

PANEN KARYA HASIL BELAJAR - GURU PENGGERAK (Program Yang Berdampak Positif Pada Murid)

Komunitas LINI Negla - Lingkung Seni Negla

Ucke Rakhmat Gadzali, S.Pd.

SMKN 1 Sukalarang - Kab. Sukabumi


Karya Komunitas LINI Negla (Lingkung Seni SMKN 1 Sukalarang)


DEMONTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.1





Aksi Nyata Modul 3.3

Dalam tugas aksi nyata modul 3.3 ini saya membuat sebuah program yang berdampak positif pada murid dengan membentuk sebuah komunitas seni yaitu "LINI Negla" dengan akronim dari  Lingkung Seni SMKN 1 Sukalarang.


LATAR BELAKANG

Komunitas LINI Negla ini adalah sebuah suara murid yang dimana murid memiliki minat dan bakat yang perlu di wadahi.

Tergerak dari melihat suara murid dan potensi murid yang memiliki minta dan bakat, serta dapat melestarikan seni budaya tradisional dan bisa mengkolaborasikan dengan seni yang lainnya, yang menjadi program yang berdampak positif bagi siswa SMK dari kenakalan remaja

TUJUAN

Komunitas LINI (Lingkung Seni), komunitas ini merupakan program yang bertujuan mengembangkan bakat murid di bidang non akademik dalam seni dan budaya sekaligus ajang pelestarian budaya daerah dengan mengedepankan membangun lingkungan sekolah yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana serta melatih keterampilan yang dibutuhkan murid

CAPAIAN

Program Komunitas LINI  ini menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakat nya di bidang seni dan budaya serta dapat berkolaborasi seni ekskul seni lainnya, dan dapat memberikan dampak positif bagi siswa SMK, dan dapat  melestarikan seni tradisional

LANGKAH-LANGKAH

  1. Diskusi dengan Siswa
  2. Diskusi dan berdialog dengan Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Waka Kurikulum dan Rekan Sejawat


  3. Survey dan observasi terkait minat dan bakat siswa
  4. Siswa mengikuti program komunitas LINI
  5. Siswa mengikuti latihan di Komunitas LINI



HASIL YANG DIHARAPKAN

  1. Siswa dapat terwadahi minat dan bakatnya.
  2. Siswa dapat berkolaborasi dengan seni-seni yang lain.
  3. Siswa dapat terminimalisir dari kegiatan kenakalan remaja siswa SMK
  4. Siswa dapat melestarikan seni dan budaya baik tradisional maupun modern
  5. Siswa dapat menjadi aset bagi prestasi  sekolah yang berkolaborasi

SUBJECT

Yang menjadi peserta komunitas LINI ini yaitu siswa SMKN 1 Sukalarang.


STRUKTUR

Penanggung Jawab:

Kepala SMKN 1 Sukalarang

Monitor Kegiatan:

Waka Kesiswaan

Pembimbing: 

Ucke RG


MITRA

Pembina/ pelatih ekskul seni

  • Tari
  • Teater
  • Vocal/ Padus
  • Marching Band

Rekan Sejawat

Alumni

PERNYATAAN TENTANG KAPASITAS YANG DIMILKI KELAS/ SEKOLAH

SDM

Kemampuan yang dimiliki guru dan murid dalam penyelengaran kegiatan.

FISIK

Sekolah yang bertahap telah menyediakan alat dan sarana serta ruang untuk mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang seni.

LINGKUNGAN

Jawa Barat yang memang banyak ragamnya senantiasa dapat di kreasi dan kolaborasikan untuk memupuk kreatifitas murid dalam bidang seni musik, tari, rupa, teater dan lainnya

AGAMA & BUDAYA

Ada beberapa padepokan seni tradisional yang masih melestarikan kesenian tradisi.

SOSIAL

Kolaborasi dengan Ekstrakulikuler, Alumni, Padepokan seni

FINANSIAL

Kas & Iuran peserta komunitas

Tantangan

  1. Rentannya sensitifitas warga sekolah untuk ikut mengembangkan Komunitas LINI ini.
  2. Menjaga konsistensi peserta didik untuk mengikuti Komunitas LINI ini.
  3. Waktu yang berbenturan dengan kegiatan KBM, Ektrakulikuler lain.

Rencana Evaluasi

Evaluasi akan dilakukan di akhir kegiatan dengan sharing diskusi dengan Kepala sekolah, waka kesiswaan, guru, murid dan ekstrakulikuler, serta evaluasi setelah akhir pembuatan karya dan penampilan.

Evaluasi meliputi :

Pelaksanaan kegiatan

Pemahaman kegiatan

Kebermanfaatan kegiatan

DOKUMENTASI KEGIATAN

Latihan









Pembuatan Karya









Hasil Karya Lainnya






























Featured Post

Komposisi Musik dan Progresi Akor

Contoh Siswa Menciptakan Lagu Komposisi Musik Menurut Kusumawati (2004: ii), komposisi merupakan proses kreatif musikal yang melibatkan bebe...